Teknik membangun bivak

Setelah menemukan Lokasi yang baik untuk membangun bivak barulah kita mulai membangun bivak yang baik.  Tanpa bertele-tele, langsung saja kita bahas tentang membangun bivak ini.
Bivak dapat kita bangun menggunakan perlengkapan yang kita bawa, misalnya ponco atau jas hujan (bukan jas hujan yang berbentuk baju dan celana), mungkin jenis bivak ini boleh kita sebut sebagai bivak semi alami karena kita masih harus menggunakan rangka dari kayu yang terdapat di alam (kecuali anda membawa kayu/ tongkat dari rumah).  Sedangkan bivak yang benar-menggunakan bahan-bahan yang terdapat di alam kita sebut sebagai bivak alam.

Jika anda akan membangun bivak menggunakan ponco, saya yakin anda tidak akan kesulitan untuk membangunnya karena hanya dibutuhkan sedikit kreatifitas dan kerja ikhlas untuk membangunnya.  Beberapa contoh bentuk bivak yang dapat anda buat dengan mudah dapat dilihat dibawah ini:

 Namun bagaimana jika anda sedang tersesat di hutan atau menjadi korban pesawat yang jatuh di tengah hutan?  Tentu anda tidak dapat membeli ponco  karena tidak ada swalayan di tengah hutan (hehehe, garing ya!!).  Karena tidak membawa perlengkapan apa maka anda harus membangun bivak alam (kita anggap anda sebagai petualang sejati yang selalu membawa pisau).
  • Langkah awal untuk membangun adalah menemukan bahan yang cocok untuk bivak yang akan kita bangun.  Pada dasarnya bivak hanya terdiri dari dua bagian, yaitu rangka dan penutup. Sebagai rangka kita dapat menggunakan kayu  dengan diameter sekitar 5 cm, jika kurang dari 5 cm biasanya batang tersebut kurang kuat (mudah melengkung atau patah), namun batang yang terlalu tebal akan membuat kita kesulitan untuk mengikatnya, selain itu batang yang terlalu besar memiliki berat yang besar pula sementara kita harus menghemat tenaga.  Sifat kayu yang harus dihindari untuk membuat bivak yaitu kayu berduri (kecuali bisa dibersihkan) dan kayu beracun. 
  • Untuk mengikat rangka kita dapat menggunakan batang tanaman-tanaman merambat seperti rotan atau liana dengan diameter kecil tapi kuat.
  • Termasuk sebagai penutup adalah atap dan lantai (pada beberapa  model terdapat juga dinding), kita dapat menggunakan berbagai macam daun, adapun daun yang digunakan sebaiknya daun-daun yang lebar sehingga tidak sulit untuk menyusunnya di bivak.  Jenis daun lebar yang cukup mudah ditemukan misalnya daun simpur atau yang satu marga, daun pisang hutan, daun jati, dan banyak jenis daun lainnya.  Dalam memilih daun sebaiknya diperhatikan ada tidaknya duri-duri yang berbahaya dan hindari daun yang diketahui beracun.
Selanjutnya, merangkai bahan-bahan-bahan yang telah kita kumpulkan menjad bivak.  Model bivak alam bentuknya dapat kita buat sama saja dengan bivak ponco, perbedaannya hanya pada rangka yang lebih banyak karena bagian penutup teridiri dari banyak lembaran yang disatukan.
  1. Rangka di rangkai dan diikat menggunakan sesuai bentuk yang kita inginkan.
  2. Bagian atap dibuat dengan menumpuk daun-daun secara selang seling sehingga diperkirakan dapat mencegah air menetes ke dalam.  Sedangkan bagian lantai tidak perlu serapi bagian atap, yang penting dapat menutup permukaan tanah di bawah bivak.
  3. Untuk bagian dinding, jika terdapat daun dari famili palmacea (kelapa-kelapaan) dan anda rajin, anda dapat menganyam dinding dari daun tersebut.
  4. Untuk menghindari air membanjiri lantai bivak, sebaiknya dibuatkan parit kecil sebagai saluran air jika terjadi hujan.

Semuanya tampak sederhana, tapi tidak akan mudah jika anda tidak berlatih untuk mempraktekkannya.  Dengan kata lain, semakin banyak kita berlatih bivak kita akan semakin baik dan mudah membuatnya, kata orang melayu “practise make perfect”.
Demikianlah panduan sederhana ini saya buat agar tidak terlalu pusing untuk di aplikasikan, tapi kalau anda merasa pusing, ada baiknya anda mempraktekkan langsung.
Jika anda punya pendapat yang lebih baik dan lebih jelas silahkan postkan komentar anda di bawah ini, agar selanjutnya tidak ada lagi yang pusing.  Terimakasih.

0 comments:

Post a Comment