Carstensz Pyramid |
Iya, Puncak Jaya namanya. Puncak Jaya atau puncak Jaya Wijaya atau yang lebih familiar dinamai sebagai Carstensz Pyramid adalah sebuah gunung yang tertinggi di pegunungan Sudirman. Gunung ini terdapat Indonesia bagian paling timur, yaitu di Papua.
Puncak Jaya mempunyai ketinggian 4.884 mdpl atau setara dengan 16.023 kaki, sehingga menjadikan tempat tersebut satu-satunya tempat di iklim tropis yang diselimuti oleh es atau salju. Puncak ini merupakan gunung yang tertinggi di Indonesia di wilayah kawasan Oceania atau Benua Australia dan kalangan pendaki di dunia memasukkan Puncak Jaya dalam “The World Seven Summits” atau tujuh gunung tertinggi dunia. bersama bersama Mount Everest (Asia), Kilimanjaro (Afrika), Elbrus (Eropa), Aconcagua (Amerika Selatan), Mckinley (Amerika Utara), dan Vinson Massif (Antartika).
Sejarah nama “carstensz” bermula dari seorang Belanda yaitu Jan Carstenszoon pada tahun 1623. Ia yang pertama kali melihat keajaiban di bumi Papua tersebut dan kemudian menamainya Carstensz. Puncak Jaya ini beberapa kali berganti nama mulai dari Puncak Soekarno, Puncak Jaya, Nemangkawi, Puncak Jayadikesuma dan Ndugundugu. Namun, Carstensz Pyramid menjadi julukan yang paling popular saat ini.
Ada tiga puncak tertinggi di gunung Jaya Wijaya yakni Puncak Jaya (4884 mdpl), Puncak Mandala (4760 mdpl), dan Puncak Trikora (4751 mdpl). Puncak Jaya berhasil didaki pada awal tahun 1909 oleh seorang penjelajah Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz dengan enam orang suku Kenyah yang direkrut dari Apau Kayan di Kalimantan Utara.
Pada tahun 1936, ekspedisi Carstensz yang diprakarsai Belanda, tidak mampu menetapkan dengan pasti yang mana dari ke tiga puncak adalah yang tertinggi, kemudian mereka memutuskan untuk berusaha mendaki masing-masing puncak. Anton Colijn, Jean Jacques Dozy, dan Frits Julius Wissel mencapai padang gletser Carstensz Timur dan Puncak Ngga Pulu pada 5 Desember tahun itu.
Sejak tahun 1936, hingga 26 tahun kemudian, tepatnya tahun 1962 baru ada pendakian Puncak Jaya kembali yang dilakukan oleh sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh pendaki dari Austria, Heinrich Harrer, dengan tiga anggota ekspedisi lainnya, Robert Philip Temple (Selandia Baru), Russell Kippax dan Albertus Huizenga.
Semakin berkembangnya hobi pendakian gunung dan boomingnya istilah The Seven Summits, semakin banyak pula pendaki yang menjajal Puncak Jaya baik secara pribadi, kelompok maupun organisasi seperti KPA dan Mapala.
Mapala untan yang berdiri sejak 1982 atau 35 tahun yang lalu juga berkesempatan membuat sejarah mengibarkan bendera merah putih, bendera Universitas Tanjungpura dan bendera kebanggaan Mapala Untan di puncak tertinggi Indonesia pada tahun ini, 2017. Anggota yang ditugaskan oleh Mapala Untan dalam kegiatan “Ekspedisi Tanjungpura- Carstensz Pyramid” ini yaitu Parman dan Dian Nurbaiti, ikut serta Henny Widiastuti dan Irman Kostaman, Anggota Luar Biasa Mapala Untan.
Puncak Jaya mempunyai ketinggian 4.884 mdpl atau setara dengan 16.023 kaki, sehingga menjadikan tempat tersebut satu-satunya tempat di iklim tropis yang diselimuti oleh es atau salju. Puncak ini merupakan gunung yang tertinggi di Indonesia di wilayah kawasan Oceania atau Benua Australia dan kalangan pendaki di dunia memasukkan Puncak Jaya dalam “The World Seven Summits” atau tujuh gunung tertinggi dunia. bersama bersama Mount Everest (Asia), Kilimanjaro (Afrika), Elbrus (Eropa), Aconcagua (Amerika Selatan), Mckinley (Amerika Utara), dan Vinson Massif (Antartika).
Sejarah nama “carstensz” bermula dari seorang Belanda yaitu Jan Carstenszoon pada tahun 1623. Ia yang pertama kali melihat keajaiban di bumi Papua tersebut dan kemudian menamainya Carstensz. Puncak Jaya ini beberapa kali berganti nama mulai dari Puncak Soekarno, Puncak Jaya, Nemangkawi, Puncak Jayadikesuma dan Ndugundugu. Namun, Carstensz Pyramid menjadi julukan yang paling popular saat ini.
Ada tiga puncak tertinggi di gunung Jaya Wijaya yakni Puncak Jaya (4884 mdpl), Puncak Mandala (4760 mdpl), dan Puncak Trikora (4751 mdpl). Puncak Jaya berhasil didaki pada awal tahun 1909 oleh seorang penjelajah Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz dengan enam orang suku Kenyah yang direkrut dari Apau Kayan di Kalimantan Utara.
Pada tahun 1936, ekspedisi Carstensz yang diprakarsai Belanda, tidak mampu menetapkan dengan pasti yang mana dari ke tiga puncak adalah yang tertinggi, kemudian mereka memutuskan untuk berusaha mendaki masing-masing puncak. Anton Colijn, Jean Jacques Dozy, dan Frits Julius Wissel mencapai padang gletser Carstensz Timur dan Puncak Ngga Pulu pada 5 Desember tahun itu.
Sejak tahun 1936, hingga 26 tahun kemudian, tepatnya tahun 1962 baru ada pendakian Puncak Jaya kembali yang dilakukan oleh sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh pendaki dari Austria, Heinrich Harrer, dengan tiga anggota ekspedisi lainnya, Robert Philip Temple (Selandia Baru), Russell Kippax dan Albertus Huizenga.
Semakin berkembangnya hobi pendakian gunung dan boomingnya istilah The Seven Summits, semakin banyak pula pendaki yang menjajal Puncak Jaya baik secara pribadi, kelompok maupun organisasi seperti KPA dan Mapala.
Mapala untan yang berdiri sejak 1982 atau 35 tahun yang lalu juga berkesempatan membuat sejarah mengibarkan bendera merah putih, bendera Universitas Tanjungpura dan bendera kebanggaan Mapala Untan di puncak tertinggi Indonesia pada tahun ini, 2017. Anggota yang ditugaskan oleh Mapala Untan dalam kegiatan “Ekspedisi Tanjungpura- Carstensz Pyramid” ini yaitu Parman dan Dian Nurbaiti, ikut serta Henny Widiastuti dan Irman Kostaman, Anggota Luar Biasa Mapala Untan.
Parman dan Dian Nurbaiti berhasil mencapai puncak idaman pada tanggal 14 januari pukul 10.05 waktu Indonesia timur (WIT) bersama pendamping dan rekan pendakian lainnya. Pendakian Carstensz Pyramid ini tergolong mahal dan sangat sulit, sehingga tim ETCP menjalani proses persiapan yang sangat panjang baik dari segi dana, mental maupun fisik.
Syal MAPALA UNTAN |
Sebuah sejarah baru di bumi Khatulistiwa, Mapala Untan dengan segala keterbatasan bisa mengibarkan bendera kebanggaan di Carstensz Pyramid sekaligus mencatatkan organisasi mapala pertama di Kalimantan sekaligus Henny Widiastuti sebagai “The Indonesian Seven Summits Women” dan mencatatkan Parman dan Dian Nurbaiti sebagai mahasiswa Universitas Tanjungpura pertama yang menggapai Puncak Jaya-Carstensz Pyramid.
Salam Tanjungpura.
Sumber:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Puncak_Jaya
http://infopendaki.com/puncak-jaya-wijaya-carstensz-pyramid/
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/01/gunung-termahal-dunia-di-carstensz-pyramid-papua
0 comments:
Post a Comment