September ceria di Semeru

 :.Jangan meremehkanku,ku sangat ingin sekali naik gunung. Aku tak tahan mendengar kalian bercerita tentang keindahan dan kecantikan gunung yang pernah kalian daki. Aku tak tahan melihat foto-foto indah yang kalian sodorkan padaku dan bau rumput dari bekas ransel kalian. Aku mau melihat sendiri. Aku mau menikmatinya sendiri. Aku mau melakukannya sendiri tanpa mendengarnya, menikmatinya dan menghirupnya dari kalian.??..::

Berawal dari sebuah kopdar jejaring social di dunia maya yang sekarang menjamur akhirnya ketika cuti dari perusaahn turun saya pun tidak menyiakannya walaupun harus pergi jauh ke negeri seberang pulau jawa.dan pada hari H yang ditentukan akhirnya sayapun terbang dari kota Pontianak menuju bandara cengkareng , Jakarta
Stasiun kota , jakarta awal cek point I perjalanan kami menuju kota malang menunggang si ular besi matarmaja dengan 12 orang peserta dari jabotabek,dan masih ada dari berbagai daerah lainnya yang akan kumpul di entri point pasar tumpang nanti. dilanjutkan ke tumpang kemudian menaiki jeef dengan jalur sejuk n terjal untuk tiba di ranu pane.Akhirnya setelah perjalanan yg penuh piluh melewati perbukitan dengan jeef rombongan kami tiba di areal ranu pane, dimn menjadi titik nol pendakian team kami.
Menjumpai ranu pane yang berpasir adalah awal pendakian dan perjalanan panjang kami hiruk pikuk para pendaki mencerahkan kami dan doa kami yg secerah langit yang biru cerah, secerah tawa anak-anak desa secerah hati para pendaki saat bersiap-siap untuk terakhir kali. dan Doa mohon perlindungan dirapalkan, menjelang Senja dan segala sesuatunya selesai (Pengurusan simaksi ) team bergerak untuk star trekking ke puncak para dewa

Sept, 12th 15.45.
Memulai pendakian rombongan mengawali dengan menyusuri jalan besar ber-aspal sekitar 5 menit sebelum akhirnya berbelok ke kanan masuk melintasi Gapura “Selamat Datang” menyusuri jalan yang lebih kecil, lalu masuk lagi ke jalur setapak dengan bata bersemen yg rapi. Diawal etape jalan setapak ini jalur sedikit menanjak stabil sampai beberapa waktu, lalu kemudian jalur landai yang mendominasi dengan disisipi sedikit tanjakan. Kurang lebih 90 menit  Team dengan hujan rintik kecil akhirnya sampai di Pos 1 (biasa disebut “Watu Rejeng”).namun dengan keterbatasan pisik kami , team pun break sejenak dipos I untuk memulihkan tenaga.Berkilo-kilo pasir kami bawa di tubuh dan paru-paru kami, pada ransel-ransel dan keringat kami, berkilo-kilo dibelakang, jembatan merah menanti di depan, sesaat terlintas wajah-wajah yang menanti yang semakin hilang dibalik perbukitan sedikit canda tawa mengisi kembali tabung-tabung semangat kami senja menjemput mataharinya, ranu kumbolo menanti.
Pos 1 menuju Pos 2 jalur masih terbilang dominan landai sedikit menanjak sekitar setengah jam perjalanan. Selepas Pos 2 menuju Pos 3 adalah rentang antar pos terpanjang di etape I, dengan jalur yang berganti-ganti tanjakan serta turunan, dengan cukup banyak melintasi pohon-pohon ataupun ranting tumbang. Di rentang antara pos 2 dan 3 hujan rintik-rintik mulai turun, tapi tak berapa lama kemudian Alhamdulillah cerah kembali.
Di Pos 3 rombongan ber-istirahat cukup lama karena beberapa orang nampak kepayahan ditambah kondisi salah satu rekan team ada yang drop karena kelelahan dan mengantuk. Lepas dari Pos 3 kita disuguhi tanjakan terjal dengan kemiringan 45 derajat yang stabil dan cukup panjang. Tanjakan ini cukup menguras tenaga, tapi selepasnya kita disuguhi trek melandai yang cenderung menurun hingga menemui Pos 4 yang berupa bangunan yg sudah ambruk atapnya tapi terlihat kalau didalamnya ada beberapa pendaki yang menjadikannya sebagai shelter peristirahatan. Setelah beberapa lama akhirnya jelang pkl 23.00 WIB seluruh rombongan menjejak Ranu Kumbolo.
Walau gelap, tapi dari keremangan lampu atau senter yang menyala terlihat kalau Ranu Kumbolo penuh sekali dengan tenda malam itu, belum lagi dingin yang menusuk tulang. Secepatnya seluruh rombongan mendirikan tenda-tenda, beberapa memasak makanan & minuman hangat, beberapa langsung terlelap setelah tenda berdiri.Walau sangat dingin, tapi kami melewati malam itu hingga subuh hari dengan relatif nyenyak, yang mungkin juga terbantu fisik yang lelah serta kurang tidur dalam perjalanan via Kereta Api.

Sept,13th
Waktu menunjukkan pkl 05.30 WIB ketika saya terbangun, dan mendapati suara-suara di luar tenda sudah cukup ramai. Ketika keluar tenda saya mendapati kabut pekat masih bersemayam di Ranu Kumbolo dan menghalangi pemandangan air danau. Kondisi view ke air danau yang tertutup kabut pekat ini cukup lama hingga selepas pkl 07.00 WIB. Aktifitas pagi di ranu kumbolo diisi dengan agenda masak-memasak, bercengkrama antar anggota dan pastinya mengabadikan momen pagi di Ranu Kumbolo yang eksotis sambil menanti Pkl 10.00 WIB waktu yang disepakati untuk keberangkatan menuju Pos Kalimati.
Pkl 10.15 WIB semua team bersiap melanjutkan pendakian, Dengan sedikit briefing kemudian berdo’a bersama perjalanan ke kalimati pun dimulai.Perjalanan diawali dengan mendaki dinding bukit yang mengelilingi ranu kumbolo yang acap di sebut “Tanjakan Cinta”, dengan kemiringan yang cukup terjal dan panjang. Alhasil banyak peserta yang cukup kepayahan untuk sampai di atas bukit.
Tapi kepayahan dalam mendaki tanjakan cinta kontan terbayar dengan hamparan sabana rumput yang sangat luas dan sangat memanjakan mata, yang disebut oro-oro ombo. Melintas oro-oro ombo bisa dengan melipiri jalan setapak disisi kiri bukit atau turun ke bawah dengan kemiringan agak curam, lalu melintasi padang rumput yang cukup tinggi.
Selepas sabana oro-oro ombo, rombongan masuk ke kawasan hutan dengan vegetasi cukup rapat hingga sampai di suatu area dengan pohon-pohon cemara cukup banyak yang acap disebut “Cemoro Kandang”. Setelah mendaki dan melintasi cemoro kandang, perjalanan kemudian sampai di satu dataran landai yang cukup luas dengan beberapa edelweis yang disebut “Jambangan”. Dari area jambangan ini, kemegahan puncak mahameru dan tak lupa saya menarsiskan diri dengan view-view yg indah disini.jelas sekali terlihat. Hinggapada akhirnya tibalah team di Kalimati dan memilih lokasi di beberapa puluh meter disebelah kanan bangunan permanen di Kalimati, dan kamipun memutuskan untuk istirahat,disini hingga dini hari nanti melakukan summit attack.,masak-masak dan mengambil air secukupnya di Sumber-Mani (berjarak sekitar 45 menit perjalananan pulang pergi dari tempat kami beristirahat).
dinginnya menembus ke dalam jaketku malam itu… Menyeruak masuk menembus kulit. Ingin masak pun tak bisa karena kekurangan air… Akhirnya kami tidur.

Sept, 14th
Akupun terbangun. Lalu melihat jam dan ternyata sudah jam 12 malam. Aku sontak kaget. Lalu dari dalam tenda aku memanggil kumandanku… 3 kali di panggil tak ada sautan. Lalu aku berteriak… Bahwa sudah jam 12. Kita terlambat bangun… Lalu ada yang menjawab dr luar tenda. Entahlan itu siapa. ‘jam ‘Jam 12′ lalu dijawab lagi ‘jam 11.30′ lalu aku pun meyalakan headlamp lagi dan kulihat memang benar jam 12. Jarum panjang jamku yang menunjukkan jam 00.00.
Karena sudah bangun.. Langsung saja saya duduk. Dan beberapa orang di luar tenda pun sudah mulai bangun… Entah kenapa lagi… Lagi… Saya jadi centeng…dan disini surverise diberikan kepada saya dimana setelah segala sesuatunya selesai dan sebelum kami melakukan summit attack team  melakukan ritual terlebih dahulu yaitu membuat lilin kecil untuk memeriahkan hari jadiku, sungguh diluar dugaan ketika temen2 peduli dan mau bersusah payah memeriahkan hari ulangtahunku di gunung semeru “””Happy birthdays kawan “” satu persatu temen2 mengucapkan kepada saya, sungguh saya terharu dan semakin semangat dalam pendakian ini rasa lelah dan jarak yang jauh terbayar sudah dengan acara yg sangat sederhana sekali ini namun penuh makna.
Entah saat itu apa yang saya rasakan.. Sempat terbesit pikiran yang liar… Dan saat itu adalah saat ternyaman saya selama pendakian… Ada suatu kenangan tersendiri yang tidak bisa saya lupakan…
Dan tak lama kemudian semua personil terbangun dr mimpi panjangnya, dan hanya sehelai roti n yg mnjadi menu mkn mlm itu….
kmudian semua personil bergegas mempersiapkan summit attacknya dan kembali sebenernya perjalanan summit attackpun dumulai …..
Setelah berjalan 60 menit memang tidak begitu jauh dari teampat kami mendirikan tenda akhirnya sampai di Arcopodo. Terlihat hanya ada satu  tenda berdiri di shelter ini,.Setelah agak lama beristirahat dan menyantap perbekalan di pos Arcopodo, rombongan lalu beringsut melanjutkan perjalanan.
Namun ada 1 rekan yang akhirnya  akhirnya memutuskan tidak melanjutkan pendakian, dengan banyak pertimbangan,yang memutuskan berbalik arah ke bawah berdiskusi sejenak  terkait kondisi yang tidak memungkinkan untuk ke puncak padahal Mahameru sudah tak lama lagi akan dijangkau :salut saya ucapkan kepada rekan kami yg bisa mengalahkan egonya.

Selepas Arcopodo jalur pendakian mulai berpasir sampai bertemu dengan jalur sempit dengan melintasi tiang berantai di kiri & kanan, lalu selepas itu vegetasi sudah mulai hilang dan berganti dengan medan yang benar berpasir serta berbatu (yang kebanyakan merupakan pijakan yang labil). Di jalur ini suhu menjadi sangat dingin dan hembusan anginnya cukup kencang, sehingga kita akan cepat sekali merasa kedinginan bila tengah istirahat sejenak. Ketika mendongak ke atas terlihat sekali kalau pendaki yang tengah meniti jalur menuju puncak sangat-sangat banyak, yang terlihat dari iringan sinar lampu senter yang rapat dan panjang.
Di medan inilah apa yang sering di-ulas tentang 5-2 (5 langkah menapak naik 2 langkah menurun akibat pijakan pasir yang labil) benar terasakan. Antar Regu juga sudah mulai terpecah-pecah dan berjarak cukup signifikan antar satu dengan yang lain, karena begitu banyaknya pendaki yang muncak dinihari itu, sehingga ketika satu kelompok istirahat akan cepat disisipi oleh kelompok lain. Alhasil akhirnya berkat perjuangan yg penuh semangat team sampai di tanah tertinggi pulau jawa .
puncaaaaaaaaakkkkkkkkkk……….!!!
Perjalanan menuruni lereng Mahameru menuju Kalimati benar-benar sangat berbeda & menyulut sensasi tersendiri dengan seolah-seolah kita tengah bermain Ski diatas salju, hanya saja medan yang kita luncuri adalah pasir. Tapi kehati-hatian, konsentrasi dan kuda-kuda yang bersiaga juga tetap mutlak dibutuhkan selama pendakian menurun, terutama untuk tidak menginjak batu-batu yang labil serta potensi untuk terjungkal karena terlalu semangat untuk turun. Saya dan beberapa rekan mulai meluncur turun lewat pukul 08.00 WIB dengan pergerakan perlahan akhirnya bisa kembali di pos Kalimati sekitar pkl 11.00 WIB. Sesampai di Kalimati rombongan langsung beristirahat, beberapa langsung terlelap dalam tenda, beberapa lagi mulai memasak logistik makanan yang masih tersisa.
sekitar pkl 16.45 rombongan kembali menjejak areal Ranu Kumbolo dan bergabung bersama pendaki-pendaki lainnya yang sudah terlebih dahulu sampai. Sesampai di Ranu Kumbolo langsung beristirahat sambil menyantap makanan serta minuman ringan, dan akhirnya setelah melihat kondisi yang tidak memungkinkan kami memutuskan untuk bermalam kembali di ranukumbolo.

Sept, 15th
Waktu menunjukkan Pkl 04.30 kami terbangun dari lelapnya tidur dan segera membangunkan yang lain, karena pagi ini kami harus meninggalkan ranu kumbolo untuk kembali Tepat pukul 07.00 team berangkat meninggalkan Ranu Kumbolo. Setelah berjalan kurang lebih 1 jam akhirnya kami tiba di pos 3 Selepas Pos 3 rombongan langsung bergegas dengan ritme berjalan yang relatif normal dengan sedikit Istirahat, dengan suasana yang tetap ceria ditambahlagi dengan bayangan teh manis hangat dan nasi rawon yang sudah lekat melintas difikiran banyak rekan. Melewati Pos 2 lalu lanjut ke Pos 1 (Watu Rejeng) dengan naungan langit yang sangat cerah. Dan pada akhirnya setelah berjalan 3 jam dari ranu kumbolo seluruh team berhasil menjejak Basecamp Ranu Pane kembali dan langsung menghambur ke warung nasi Ibu disebelah kiri sebelum Basecamp dan sebagian lagi menyasar Baso Malang didepan Basecamp peristirahatan.

Penutup & Terimakasih
Akhirnya hanya kesyukuran sangat yang terlantun mengakhiri ekspedisi ceria pendakian gunung semeru ini bahwa akhirnya kesemua peserta dapat kembali ke rumah masing-masing dengan selamat tanpa kurang satu apapun, walau beberapa rekan membawa sedikit cedera dan ada satu-dua yang kehilangan barang ketika perjalanan pulang. Melantun kesyukuran atas keselamatan seluruh rombongan di bilangan Jumlah pendaki yang terbilang sangat banyak, dengan segala kompleksitasnya. Ternyata kasih sayang dan keberkahan-NYA selama ekspedisi ini sangat terasa menaungi kami selama perjalanan. Dari ragam latar belakang anggota yang banyak tak saling mengenal sebelumnya, tapi Alam akhirnya menjadikan kita bersatu tak ubahnya satu keluarga. Binar wajah & senyum mengembang mengiringi celoteh-celoteh riang selepas pendakian Semeru akhirnya mengantarkan pada satu tanya yang sama, “ Selepas ini..KITA kemana lagi ? “..
Karena sejatinya, “Tiada AKU atau KAMU, yang ada hanya KITA dan ALAM”.
Terima kasih kepada :
1. ALLaH Swt, Tuhan YME, yang Maha Memudahkan, yang Maha Berkehendak, yang Maha berkuasa sehingga atas kuasa-NYA, perjalanan ini dapat berjalan dengan baik & lancar.
2. Keluarga (Orang-tua/Suami/Istri/Anak-anak) dari masing-masing anggota pendakian yang mendukung kiprah kami dalam ekspedisi ini, terutama dengan munajat do’a-do’a untuk keselamatan perjalanan.
3. Seluruh anggota “MAPALA UNTAN atas dukungan & perbantuannya,(carrylnya )  walaupun tidak ikut serta dalam pendakian tapi hati mereka terus bersama yang ikut serta.
4. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat tersebut namanya satu persatu.

0 comments:

Post a Comment