Aksesoris Panjat Tebing

 Stick Clip :   digunakan untuk mengklip kuikdraw sekiranya bolt/ hanger yang paling pertama sangat tinggi dan pemanjat ngerasa ngeri untuk mencapai hanger itu tanpa perlindungan belay. Dengan stickclip dan tongkat yang panjang kita bisa langsung mengklip kuikdraw dengan tali kermantel yang udah terpasang pada kuikdraw pada hanger pertama jadinya si pemanjat enggak perlu khawatir jatuh cukup tinggi karena udah ada pengaman belay. Kamu tinggal klip-kan karabiner yang pintunya udah terbuka ke hanger di tebing kemudian tarik tongkatnya dan kuikdraw tersebut bakal terpasang pada hanger. Pemasangan dan gambar penggunaan stickclip bisa dilihat seperti gambar ini.

Kamera: Jangan lupakan perjalanan manjat kamu! Dengan sebuah kamera dan sedikit aksi kamu bisa menyimpan kenangan indah untuk selamanya…kalo yang digital lebih bagus lagi.











Gunting Kuku: jangan tunggu sampe kuku tangan dan kakimu panjang, dijamin kamu gak bakalan bisa manjat dengan nikmat.










Tape Gloves:bisa ngebantu mengurangi resiko injuri khususnya di jari tangan atau kalo udah sakit bisa mengurangi rasa sakitnya. Bagus juga untuk persiapan emergensi contohnya untuk flappers atau luka lain.
  

Teropong/binoculars : untuk pemanjat yang udah ahli dan mau On-Sight dan mempelajari detail rute dari dasar tebing sebelum dimulai pemanjatan. 










Hammock :tempat beristirahat yang penggunaannya dengan digantung pada pengaman (anchor) atau pohon.












Aksesoris lain yang dapat kamu tambahkan adalah Sandal jepit.










By: Sy. Yulius

Penerimaan Anggota Baru Mapala Untan


Berita baik untuk kalian mahasiswa Universitas Tanjungpura yang memiliki jiwa petualang.  MAPALA UNTAN telah membuka pendaftaran untuk calon anggota baru MAPALA UNTAN.  Bergabunglah bersama kami untuk mengalami pengalaman-pengalaman yang luar biasa.
Untuk informasi yang lebih jelas, silahkan datang langsung ke sekretariat kami yang tercinta di Jalan M. Isya No. 2, Komplek UKM Untan.


Teknik membangun bivak

Setelah menemukan Lokasi yang baik untuk membangun bivak barulah kita mulai membangun bivak yang baik.  Tanpa bertele-tele, langsung saja kita bahas tentang membangun bivak ini.
Bivak dapat kita bangun menggunakan perlengkapan yang kita bawa, misalnya ponco atau jas hujan (bukan jas hujan yang berbentuk baju dan celana), mungkin jenis bivak ini boleh kita sebut sebagai bivak semi alami karena kita masih harus menggunakan rangka dari kayu yang terdapat di alam (kecuali anda membawa kayu/ tongkat dari rumah).  Sedangkan bivak yang benar-menggunakan bahan-bahan yang terdapat di alam kita sebut sebagai bivak alam.

Jika anda akan membangun bivak menggunakan ponco, saya yakin anda tidak akan kesulitan untuk membangunnya karena hanya dibutuhkan sedikit kreatifitas dan kerja ikhlas untuk membangunnya.  Beberapa contoh bentuk bivak yang dapat anda buat dengan mudah dapat dilihat dibawah ini:

 Namun bagaimana jika anda sedang tersesat di hutan atau menjadi korban pesawat yang jatuh di tengah hutan?  Tentu anda tidak dapat membeli ponco  karena tidak ada swalayan di tengah hutan (hehehe, garing ya!!).  Karena tidak membawa perlengkapan apa maka anda harus membangun bivak alam (kita anggap anda sebagai petualang sejati yang selalu membawa pisau).
  • Langkah awal untuk membangun adalah menemukan bahan yang cocok untuk bivak yang akan kita bangun.  Pada dasarnya bivak hanya terdiri dari dua bagian, yaitu rangka dan penutup. Sebagai rangka kita dapat menggunakan kayu  dengan diameter sekitar 5 cm, jika kurang dari 5 cm biasanya batang tersebut kurang kuat (mudah melengkung atau patah), namun batang yang terlalu tebal akan membuat kita kesulitan untuk mengikatnya, selain itu batang yang terlalu besar memiliki berat yang besar pula sementara kita harus menghemat tenaga.  Sifat kayu yang harus dihindari untuk membuat bivak yaitu kayu berduri (kecuali bisa dibersihkan) dan kayu beracun. 
  • Untuk mengikat rangka kita dapat menggunakan batang tanaman-tanaman merambat seperti rotan atau liana dengan diameter kecil tapi kuat.
  • Termasuk sebagai penutup adalah atap dan lantai (pada beberapa  model terdapat juga dinding), kita dapat menggunakan berbagai macam daun, adapun daun yang digunakan sebaiknya daun-daun yang lebar sehingga tidak sulit untuk menyusunnya di bivak.  Jenis daun lebar yang cukup mudah ditemukan misalnya daun simpur atau yang satu marga, daun pisang hutan, daun jati, dan banyak jenis daun lainnya.  Dalam memilih daun sebaiknya diperhatikan ada tidaknya duri-duri yang berbahaya dan hindari daun yang diketahui beracun.
Selanjutnya, merangkai bahan-bahan-bahan yang telah kita kumpulkan menjad bivak.  Model bivak alam bentuknya dapat kita buat sama saja dengan bivak ponco, perbedaannya hanya pada rangka yang lebih banyak karena bagian penutup teridiri dari banyak lembaran yang disatukan.
  1. Rangka di rangkai dan diikat menggunakan sesuai bentuk yang kita inginkan.
  2. Bagian atap dibuat dengan menumpuk daun-daun secara selang seling sehingga diperkirakan dapat mencegah air menetes ke dalam.  Sedangkan bagian lantai tidak perlu serapi bagian atap, yang penting dapat menutup permukaan tanah di bawah bivak.
  3. Untuk bagian dinding, jika terdapat daun dari famili palmacea (kelapa-kelapaan) dan anda rajin, anda dapat menganyam dinding dari daun tersebut.
  4. Untuk menghindari air membanjiri lantai bivak, sebaiknya dibuatkan parit kecil sebagai saluran air jika terjadi hujan.

Semuanya tampak sederhana, tapi tidak akan mudah jika anda tidak berlatih untuk mempraktekkannya.  Dengan kata lain, semakin banyak kita berlatih bivak kita akan semakin baik dan mudah membuatnya, kata orang melayu “practise make perfect”.
Demikianlah panduan sederhana ini saya buat agar tidak terlalu pusing untuk di aplikasikan, tapi kalau anda merasa pusing, ada baiknya anda mempraktekkan langsung.
Jika anda punya pendapat yang lebih baik dan lebih jelas silahkan postkan komentar anda di bawah ini, agar selanjutnya tidak ada lagi yang pusing.  Terimakasih.

Memilih Lokasi Bivak Alam

Hampir dalam setiap kegiatan alam bebas kita harus mencoba mandiri untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri, termasuk tempat tinggal sementara (Ingat! Sementara, jadi pasti kita tidak perlu memesan bahan bangunan atau meminta tukang mengerjakannya).  Tempat tinggal sementara ini sering disebut sebagai Bivak (Inggris: Bivouac).  Pengetahuan tentang bagaimana membangun bivak ini menurut saya sangat penting jika kita ingin petualangan kita safety dan kita bisa membuat petualangan kita lebih efisien dan nyaman.  Disini saya akan membahas bagaimana memilih lokasi yang aman untuk membangun bivak, sedangkan bagaimana membangun bivak mungkin akan kita bahas lain kali.
Apa yang harus kita pertimbangkan saat memilih tempat untuk membangun bivak?

1.       Kemiringan Tanah
Umumnya kita mulai mencari lokasi bivak pada saat sore hari atau menjelang petang, pada saat ini biasanya tubuh kita sudah agak lelah.  Kadangkala karena lelahnya kita kurang teliti dalam memilih lokasi yang cocok.  Salah kriteria yang penting adalah kemiringan tanah.  Tempat yang baik untuk bivak memiliki kemiringan 0%.  Kemiringan 0% mungkin sulit ditemukan di pegunungan, namun usahakanlah untuk menemukan tempat tersebut.
Jangan sampai saat sedang beristirahat dengan nyaman anda berguling ke luar dari bivak.

2.       Angin dan Sinar matahari
Sebaiknya bivak tidak dibangun di tempat yang benar-benar terbuka, karena tempat yang demikian memiliki resiko yang tinggi terhadap angin kencang yang dapat menghancurkan bivak.  Sedangkan sinar matahari sebaiknya tidak langsung mengenai bivak kecuali bivak hanya dipakai pada malam hari.

3.       Sumber Air
Kedekatan kita dengan sumber akan sangat memudahkan dalam mengerjakan banyak hal seperti memasak, mencuci alat masak dan makan serta pakaian, serta buang air (kecuali anda terbiasa menggunakan tisu atau........).  Namun kedekatan tersebut juga harus diperhatikan jangan sampai bivak berada di bawah batas pasang air tertinggi agar terhindar dari banjir serta perhatikan apakah terdapat tanda-tanda tempat hewan liar biasanya minum.

4.       Hewan liar dan jalurnya
Hindari membuat bivak di dekat tempat-tempat yang kemungkinan besar merupakan tempat tinggal hewan liar berbahaya atau jalur lalu-lintasnya.  Hal ini sangat penting untuk menjamin keselamatan hewan liar itu dan tentu saja kita sendiri.

5.       Pohon
Pohon-pohon besar yang tampak tua dan rapuh sangat berbahaya jika tumbang, dan kita pasti tidak ingin berada di dalam bivak yang tertimpa pohon besar.  Karena itu pastikan bivak kita jauh dari pohon seperti itu.  Ada juga pohon yang berbahaya buahnya, yaitu pohon durian.  Rasa buahnya memang menggiurkan, tapi tertimpa buahnya saat sedang tidur pasti tidak sebanding dengan rasa buah durian. Jika anda bertualang di daerah pantai, pastikan lokasi yang anda pilih tidak berada di bawah pohon kelapa (menurut beberapa sumber pohon kelapa adalah pohon yang paling banyak membunuh manusia).

6.       Tebing dan Jurang
Puncak tebing biasanya menampilkan pemandangan dengan keindahan yang sangat berkesan dihati banyak orang, alami, luas, angin yang bertiup, namun membangun bivak di puncak tebing (bibir tebing) adalah keputusan yang sangat tidak bijaksana, kecuali anda memang memiliki peralatan pengaman khusus atau kecuali anda berencana untuk bangun tidur di dunia lain.

Tips-tips diatas dapat juga diaplikasikan bagi anda yang ingin membeli rumah atau membangun rumah, namun tentu dengan beberapa penyesuaian.
Demikianlah tips singkat dari saya yang fana ini, mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi diri saya sendiri secara primer, dan bagi anda sekalian secara sekunder. Sampai jumpa di tips lainnya.