Temu Wicara dan Kenal Medan Mahasiswa Pencinta Alam Se - Indonesia 2014


Temu wicara kenal medan merupakan kegiatan rutin organisasi-organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Tingkat Perguruan Tinggi se-Indonesia bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan sesama pencinta alam, membahas masalah internal dan eksternal organisasi, social dan lingkungan serta sharing ilmu pengetahuan atau pengalaman dalam berkegiatan di alam bebas sesame peserta. TWKM terbagi  dalam 2 kegiatan yakni Temu Wicara dan Kenal Medan.

Dalam kegiatan Temu Wicara membahas kondisi internal dan eksternal organisasi sekaligus pembahasan isu strategis terkait persoalan lingkungan hidup dan pengelolaan bencana oleh seluruh organisasi Pecinta Alam Tingkat Perguruan Tinggi Se-Indonesia guna menyatukan presepsi dan gagasan dalam upaya memetakan solusi atas permasalahan lingkungan hidup dan pengelolaan bencana yang terjadi di setiap tahun di tiap daerah.

Sedangkan Kenal Medan merupakan pengembangan cakrawala ilmu kepecintaalaman dan pengembangan minat dan bakat melalui aktivitas olahraga alam bebas sekaligus sebagai instrumentasi dalam rangka menumbuhkan kepekaan sosial, kecintaan kepada tanah air dan lingkungan hidup. Kenal Medan terdiri dari KM Gunung Hutan, KM Panjat Tebing, KM Susur Goa, KM Arung Jeram dan KM Diving.

TWKM XXVI diselenggarakan oleh Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Lampung (MAPALA UNILA) dari tanggal 1-7 Desember 2014. Sebagai penyelenggara Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Lampung mengusung tema “Peran Mapala di Perguruan Tinggi se-Indonesia Sebagai Inisiator dan Penggerak Tanggap Bencana Serta Peduli Lingkungan Hidup."

Kegiatan ini diawali dengan Studium General/Kuliah Umum yang bertempatan di Gedung Serba Guna Universitas Lampung yang dibuka oleh perwakilan Gubernur Lampung dan perwakilan Rektor Universitas Lampung. Hadir pula didalamnya perwakilan Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) dan Dr. Ir. Tachrir Fathoni, M.Sc selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Beliau Menjelaskan kesinergian kegiatan Mapala dan pemerintah sangat diperlukan dalam upaya Tanggap Bencana dan Pelestarian Lingkungan Hidup.

Banyaknya kejanggalan yang dilakukan para oknum di dalam Pemerintahan selaku decision maker dan eksekutor merupakan budaya Indonesia yang harus diubah. Karenanya Mapala selaku organisasi yang kegiatannya selaras dengan pemerintah dituntut untuk mengambil peran sebagai Agent Of Chance dan Agent Of Control agar Indonesia kedepannya dapat menjadi negara berkualitas baik dalam segi SDA-nya maupun SDM-nya.

Dalam pelaksanaan TWKM XXVI Lampung ini dihadiri oleh perwakilan dari 197 Organisasi Pecinta Alam Tingkat Perguruan Tinggi Se-Indonesia.  Universitas Tanjungpura diwakili oleh Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Tanjungpura (MAPALA UNTAN) yang mengutus empat personil sebagai berikut:
1.       Hendra Budaya Hadikusuma (Temu Wicara)
2.       Agus Dwi Wahyudi (KM Susur Goa)
3.       Eko Suryadi (KM Panjat Tebing)
4.       Dian Nurbaiti (KM Diving)

Lokasi TWKM XXVI Lampung sebagai  berikut:
1.       Temu  Wicara, bertempat di Desa Sumberagung Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung.
2.       KM Gunung Hutan, bertempat di Gunung Pesagi (2230 mdpl), Balik Bukit, Lampung Barat.
3.       KM Susur Goa, bertempat di Goa Way Wuong, Pahmungan, Pesisir Barat
4.       KM Panjat Tebing, bertempat di Tebing Margodadi, Padang Cermin, Pesawaran
5.       KM Arung Jeram, bertempat di  Way Semaka, Tanggamus
6.       KM Selam, bertempat di Perairan Teluk Lampung

KM Susur Goa
Pada hari  senin, 1 Desember 2014 pukul 21.00 WIB, rombongan KM Susur Goa berangkat menuju Desa Pahmungan, Kecamanatan Pesisir Tengah, Kabupaten Lampung Barat. Sebuah kawasan yang memiliki banyak Goa Karst diwilayah Lampung. Perjalanan yang sangat jauh dari Universitas Lampung, pada hari selasa, 2 Desember 2014 pukul 06.30 WIB sampai di Desa Pahmungan dan langsung menuju Camp untuk beristirahat.


Kegiatan selanjutnya yakni pembukaan bakti sosial yang dibuka secara resmi oleh pejabat Kabupaten Lampung Barat beserta Camat, dan Staff Desa Pahmungan.  Kegiatan baksos yakni pemasangan pipa air sepanjang 540 m. Pengerjaan dilakukan setelah ishoma secara gotong royong bersama warga sekitar dengan cara pembenaman pipa didalam tanah. pemasangan dilanjutkan dengan esok hari  sampai pukul  10.00  WIB.

Panitia  KM Susur Goa melakukan Briefieng bersama Peserta mengenai goa yang akan ditelusuri. Berdasarkan hasil analisa dari panitia  dan Pemateri  dari  ASC menyimpulkan bahwa Goa Kali Mahnai tidak dapat  ditelusuri  karena faktor cuaca yakni hampir setiap  hari hujan dan faktor keselamatan. Goa tersebut merupakan  goa vertical dan terletak di  lembah gunung, kemungkianan besar jika hujan akan terjadi banjir. Di hari ketiga kegiatan sambil menunggu kepastian goa yang akan ditelusuri, Pemateri  memberikan materi mengenai Analisis Bahaya Penelusuran Goa  dan Materi Pemetaan Goa 2 Dimensi serta 3 Dimensi.

Pada hari kamis 4  Desember 2014 pukul 13.00 WIB kami praktek  pemetaan goa way wuong yang dibagi menjadi 9 kelompok. Dalam praktek ini perkelompok harus mengambil  data seperti tinggi goa, lebar goa, tampak depan goa, dan tampak samping goa. Sekitar pukul  18.30 WIB, selesai pemetaan dan langsug kembali ke Basecamp. Pada malam harinya kami lanjutkan dengan pengolahan data 2  Dimensi yakni menggambar sesuai  dengan panjang dan bentuk goanya. Setelah itu  dilanjutkan dengan pengolahan data 3 dimensi menggunakan aplikasi pemetaan goa. Selain itu pemateri memberikan materi  analisis bahaya penelusuran goa.


Dihari kelima kegiatan peserta diarahkan untuk menuju goa kali mahnai yang tidak dapat ditelusuri dan melewati perkebunan damar milik warga sekitar. Meskipun tidak dapat menelusuri goa tersebut setidaknya kami mengetahui bentuk dan letak sebenarnya. Pada malam hari pemateri memberikan materi debit air. Keesokan harinya dilakukan praktek perhitungan debit air di sungai dekat Desa Pahmungan. Setelah itu, peserta diarahkan panitia untuk mempacking semua perlengkapan pribadi.
Pada pukul 14.00 WIB, kami menuju salah satu pantai di kecamatam Pesisir Barat sambil menantikan sunset Samudera Hindia. Menikmati hembusan angin yang membuat kita seakan bebas lepas dari semua beban dalam jiwa. Tak lupa untuk membakar ikan sebagai cemilan untuk menambah kehangatan dan keceriaan.

Pada pukul  20.30 WIB, semua kembali menuju Universitas Lampung untuk mengikuti upacara penutupan TWKM. Sepanjang perjalanan diguyur hujan menambah dinginya suasana malam, terlihat gemerlap lampu salah satu kota dari atas ketinggian. Sampai  di  UNILA pukul 08.00 WIB, diambut kecerian para peserta TWKM yang bersantai dibawah pohon di dekat Gedung Serba Guna UNILA.

Upacara penutupan dimulai pukul 11.00 WIB, setelah itu, peserta dihibur alunan music Reggae dari para peserta sampai larut malam. Hari  terakhir bersama para saudara dari Organisasi Mahasiswa Pencinta Alam se-Indonesia. “See you to TWKM XXVII Karawang, SALAM SPELEOLOGI”

“Terdapat Keindahan dalam Kegelapan”


Coretan:  Agus D. W. (MPA-U.1310297/PS)

0 comments:

Post a Comment