Dewasa ini kepedulian masyarakat terhadap tumbuhan obat mulai menurun. Seiring perkembangan zaman, masyarakat cenderung memilih obat-obatan yang
telah diolah dalam bentuk pil, kapsul atau lain sebagainya, alasannya karena mudah didapat
dan tergolong praktis. Oleh sebab itu, butuh adanya aksi nyata agar
masyarakat sadar dan lebih peduli untuk melestarikan tumbuhan obat.
Foto bersama murid dan guru SDN 03 Tamong |
Desa Tamong terletak
di ketinggian 420 mdpl sehingga tak heran bila desa ini dikatakan “Desa di Atas Awan”.
Dari desa ini hamparan perbukitan yang terkadang diselimuti awan terlihat sangat indah
dan menghadirkan hawa sejuk. Desa yang berada di
antara perbukitan ini masih menyimpan berbagai kekayaan alam, begitu pun
dengan keanekaragaman tumbuhan obat yang hidup di hutan-hutan sekitar Desa Tamong. Banyak
tumbuhan obat yang tumbuh di hutan-hutan tersebut,
tapi tidak semua tumbuhan tersebut diketahui khasiat dan cara penggunaanya.
Tanggal 8
Agustus 2018 Tim Sylva Aegris yang
beranggotakan 8 orang Angkatan Muda MAPALA UNTAN dan 2 orang mentor melakukan ekspedisi wajib ke Desa Tamong,
Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang. Ekspedisi yang dilakukan selama 9
hari ini telah merangkai berbagai kegiatan yang mengacu pada Tri Dharma Perguruan
Tinggi dan satu kegiatan lagi yaitu Pendakian Gunung Angah 1221 m dpl.
“Untuk pengabdian
pada masyarakat kita mengadakan gotong royong membersihkan Gereja Katolik ST. Yohanes dan GPIBI Bukit Sion Tamong serta pembuatan plang Selamat Datang Desa Tamong”
tukas Rantika selaku Ketua Tim Sylva Aegris.
Pembuatan plang Desa |
Kemudian diadakan
pula perlombaan yang terdiri dari lomba mewarnai, lomba menulis huruf rangkai dan
lomba menulis cerpen serta penambahan buku bacaan di SDN 03 Tamong, dengan harapan dapat menambah ilmu
dan wawasan siswa/i SDN 03 Tamong serta menambah semangat mereka dalam menuntut ilmu.
Penyerahan buku bacaan kepada pihak sekolah |
Penelitian inventarisasi tumbuhan obat dilakukan untuk mengetahui beragam jenis tumbuhan obat serta khasiat
dan manfaatnya di daerah sekitar Sungai Baloi, Desa Tamong. Bukan hanya itu, penelitian ini juga
membangkitkan rasa kepedulian warga Desa Tamong akan pentingnya menjaga dan
mengembangkan tumbuhan maupun tanaman obat yang berada di sekitar Desa Tamong maupun
di luar daerah Tamong.
Memasang plot saat penelitian di sekitar Sungai Baloi |
“Saya
senang dengan adanya kalian di sini (Tim Sylva Aegris Expedition). Sebenarnya masih banyak tumbuhan obat
yang hidup di sini, tapi saya belum tahu. Orang tua dulu kadang merasa tidak penting untuk memberitahu tentang ilmu tumbuhan seperti ini,
makanya saya jadi kepikiran untuk membuat apotik hidup di desa ini, agar kami
mudah untuk tahu dan anak juga tahu” jelas Pak Edi, selaku Kader
Kesehatan DesaTamong pada tahun 2017.
Puncak kegiatan dalam ekspedisi ini yaitu melakukan pendakian Gunung Angah
1221 m dpl sebagai syarat untuk menjadi anggota MAPALA UNTAN.
Dalam kegiatan ini, tim bukan hanya sekedar mendaki tapi juga
mengamati secara langsung hutan di sekitar desa. Di sini tim juga dilatih dalam manajemen perjalanan, praktek ilmu kepencintaalaman serta sosialisasi pedesaan selama pendakian.
Penulis: Mega Pratiwi (Humpubdok Tim Sylva Aegris)
0 comments:
Post a Comment