Aktifis, Spanduk dan Sampah |
Pas sedang jaga toko, ishenk2 saya mengirim sms ke Kojay nanyakan rencana anak-anak MAPALA UNTAN ke pulau Penibung di lepas pantai Mempawah. Tidak lama kemudian sms balasan masuk, Kojay: "kami udah sampai kuala Mempawah"...What??? artinya tinggal beberapa menit lagi sampai ke tempat penyebrangan ke pulau. Ya udahlah, aku mau nyusul juga gak asik kalau sendirian, Jadi nunggu cerita kawan-kawan saja. Tapi sebenarnya aku agak enggan juga mau jalan-jalan ke pulau itu karena ada cerita yang agak seram dari kawanku waktu SMA yang asalnya dari Mempawah
(ceritanya sih mungkin kurang dapat dipertanggung jawabkan, tapi aku tetap ngeri), buktinya kawan-kawan pada pulang dengan selamat, Alhamdulillah selamat ini rajin nemenin kita-kita kalau lagi jalan, mudah-mudahan Allah ngijinin terus Selamat bareng dengan kita-kita. Pulau Penibong ini dahulunya adalah bagian dari daratan Mempawah yang menjorok ke lautan yang biasa kita sebut tanjung, tapi karena abrasi yang telah berlangsung sekian lama dan parah akhirnya Penibung menjadi pulau yang terpisah dari daratan Mempawah. U see??? hebatnya alam, dengan izin Tuhan berpisanlah sebuah daratan... tapi kalau di Indonesia justru laut yang menyatukan daratan..hmmm...??? So...jadi...ada apa di Pulau Penibung sehingga sekelompok manusia yang "waras tapi beda" ini mau berziarah kesana? ya...hanya mereka yang tahu, karena aku tidak ikut kesana (jadi kenapa saya menulis ini? silahkan pikir sendiri aja ya).
Mungkin Melihat Ikan Paus Raksasa |
Tapi kalau boleh komentar, mereka tidak mencari sesuatu di pulau Penibung, tapi mereka mencari sesuatu dalam diri mereka yang hanya bise ditemukan dengan kebersamaan di alam bebas, apa itu?......kebersamaan, tapi kenapa didalam hati? karena jika kebersamaan tersebut dari dalam hati, maka itulah makna kebersamaan yang sebenarnya. Beda dengan orang yang bersama-sama nungguin bis di halte, atau sama-sama kuliah. Tapi selain itu ada satu lagi, berhubung masih dalam suasana lebaran...eh...hari bumi, sekelompok orang "waras tapi beda" ini ditunggangi oleh kepentingan lain, mereka ditunggangi kepentingan menyelamatkan lingkungan, yaa... kalau yang nunggangin baik kan boleh kan, kecuali yang nunggangin p*li-tikus! Berbekal beberapa kantong sampah ukuran besar yang dibawa dari rumah masing-masing (perasaan kalau tidak salah semuanya tinggal di satu rumah?) mereka mengumpulkan sampah non organik di sebagian pantai pulau Penibung. Setelah selesai ada sesi begambar (kata orang malaysia), dengan berpose seolah-olah gagah (wkwkwkwkwkwk) mereka memegang spanduk hari bumi sebagai bentuk kampanye agar manusia melindungi rumah tempat mereka bernaung selama puluhan ribu tahun ini. Jadi, campaign mereka ini didahului dengan aksi. Bukan NATO!
Sampai di Pontianak minggu malam 24 April dengan membawa Pengkang...rrrr....i like it...Oke, sekian resume perjalanan mereka, nantikan
petualangan para "Petualang Kere" selanjutnya.
Selamat Hari Bumi 2011, "Give it One Heart, Give it One Love, coz there is only One Earth"
mantap lah, minta bungkusin 1 buat di rumah
ReplyDelete