Pusaka Pencinta Alam

Kegiatan alam bebas meliputi dan tidak terbatas pada Pendakian gunung, pemanjatan tebing alam, penelusuran gua, susur pantai, dan banyak aktifitas outdoor lainnya.  Adalah pendapat umum yang mengatakan bahwa penggiat-penggiat aktifitas tersebut adalah pencinta alam, benarkah demikian?

Bukankah kita sering juga mendengar pendaki gunung yang meninggalkan sampah plastiknya bertebaran di gunung yang didakinya?  Sebagian kita meninggalkan jejak-jejak bar-barnya seolah alam menyediakan buku tamu di dinding-dinding batunya?  Sebagian menguliti batang pohon dan menulis namanya?  Bukankah kita sering tahu terkadang pemanjat tebing meninggalkan paku tebingnya di tempat dia memanjat?  Bukankah saat camping di hutan kita pun sering menggunakan kayu hutan untuk menerangi sekitar shelter kita di malam hari?  Bukankah itu semua menyakiti alam?

Lalu siapakah pencinta alam?  Menurut saya semua orang adalah pencinta alam jika dia sadar bahwa dia adalah bagian dari alam dan alam adalah bagian dari dirinya.  Untuk orang-orang yang memang sering berkegiatan di alam bebas, ada 3 hal yang harus dijadikan pedoman prilaku ketika berada di alam bebas.  Ketiga panduan ini sebenarnya merupakan nasehat yang sering digunakan oleh penelusur gua, ketiga hal tersebut adalah:
1.  Take Nothing But Picture
Mudah kedengarannya, dan saya yakin mudah juga melakukannya.  Yang sulit adalah menahan diri dari sifat serakah, keinginan untuk memiliki.  Banyak dari kita yang merasa pencinta alam, namun dengan sadar mengambil batu yang tampak cantik di gunung atau  karang yang indah di pantai.  Setiap kali tangan anda menggenggam sesuatu dari alam dan ingin membawanya pulang, ingat, TAKE NOTHING BUT PICTURE.
2.  Leave Nothing But Foot Print
Mungkin terasa berat untuk membawa sampah kaleng sarden anda saat camping di hutan.  Tapi akan ringan sekali anda membawanya jika anda memang mencintai alam ini.  Apalagi sekedar bungkus plastik permen, apa susahnya mengantonginya dan membuangnya saat menemukan tempat sampah.  Kecuali anda tidak lebih berharga dari sampah yang anda lempar, kenapa tidak melemparkan diri sekalian.
3.  Kill Nothing But Time
Di negeri tercinta ini jauh lebih banyak orang yang dibunuh waktu dari pada membunuh waktu dengan kegiatan yang lebih berharga.  Jika anda tidak berusaha untuk menggunakan waktu anda untuk sesuatu yang bermanfaat, paling tidak untuk diri sendiri, maka anda hanya akan menambah beban alam ini.  Selalu ada yang bisa dilakukan, pergilah ke alam bebas, tapi jangan habiskan waktu hanya untuk berhura-hura di atas gunung.  Petik pelajaran dari sebuah perjalanan, alam adalah guru terbaik, alam adalah salah satu tempat bagi terciptanya pengalaman.  Jadilah manusia yang bermanfaat.

0 comments:

Post a Comment