Upacara Pengukuhan (Lihaf foto lainnya) |
Sorot mata tiap raga yang dibanjiri lelah terbayar rasanya ketika tiap hamparan alam yang terbentang mampu sejukan jiwa. Detik-detik masih tak henti bergulir mengiringi langkah-langkah yang juga tak henti mendaki. Kini detik-detik ini sampaikan terang tuk tersapu petang, sejuk-sejuk yang sedari awal coba menyambut semakin terasa dan membekap, namun detak-detak semangat tak menyurut seperti air yang berada dalam tiap botol.
Perjuangan yang indah ini tak sebatas malam dingin yang membekap, karena pagi masih kan menyongsong, menemui tiap butir tetesan embun yang tersangkut pada tiap dahan diantara rimbunnya pepohonan besar. Perjalanan kembali melabu, membawa jejak demi jejak semakin jauh meninggalkan peristirahatannya. Tebing yang menjulang tak bekukan langkah tuk diam jumpai pasrah. Semangat yang bukan penggalan-penggalan membawa nafas-nafas yang terengah-engah menembus bongkohan batu-batu besar itu, gapaian demi gapaian jemari tak putus saling menarik tuk menuju puncak.
Kini basah tak lagi karena embun, rintik-rintik hujan yang semakin menderas coba menghambat mundur semangat dalam langkah yang terlampau tinggi berdiri. Waktu tak cegah hujan tuk lebih lama matikan langkah, meski bivak abadi yang sekejap harus kembali kokoh tuk beri teduh. Sayap-sayap akan kembali melalang buana taklukkan rintangan.
Ketika puncak telah menjadi pijakan, rintihan letih tak lagi sia-sia, puas sungguh-sungguh menjadi raja dalam hati. Kini langkah-langkah kecil perlahan meninggalkan buana yang telah dilabuhi. Buana yang penuh rintangan dan tantangan, yang sempat mengisahkan cuaca yang sedang tak bersahabat, medan yang dengan warna-warninya menjajaki kesabaran, perjuangan, dan titik unggul yang disebut persaudaraan.
Oleh: Anggota Muda MPAU 29
0 comments:
Post a Comment