Latihan Divisi Mapala Untan 2013 di Kepulauan Karimata

Transportasi Air Masih Andalan Kalimantan Barat

Memulai perjalan dari Pelabuhan Senghie dengan kapal motor kelotok (transportasi tradisional Kal-Bar) memberikan sensasi kesabaran dan mewarnai cerita dengan mabuk laut bagi beberapa anggota tim. Keberangkatan yang sempat diundur satu hari sehingga perjalanan dimulai pada (21/9) tak turut mengundurkan semangat mereka, walaupun 6 orang anggota tim berkurang yang semula 15 orang menjadi 9 orang.

Dari Sekretariat MAPALA UNTAN pick up mengantar langkah menuju Pelabuhan Senghie pada pukul 13.00 WIB, selama 30 menit tibalah di pelabuhan tim langsung memposisikan barang dan orang di Kelotok Bone. Pukul 15.00 WIB perjalanan diatas air mulai mendominasi, selama 14,5 jam tepatnya pukul 05.30 WIB (22/9) Pelabuhan Teluk Batang menyambut dengan suasana aktivitas masyarakat yang terlihat berdagang dan mengangkut barang dagangan dari kapal motor kelotok yang tim tumpangi. Sambutan dari Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Ketapang dengan mobil Patroli Polisi Kehutanan memberikan kebanggaan bagi tim. 09.30 WIB perjalanan dilanjutkan menuju Manggala Agni di Kelurahan Kauman. Satu jam perjalanan ketika memasuki Desa Pulau Kumbang tim tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk mengunjungi sanak keluarga salah satu anggota tim Agus Dwi Wahyudi. Jamuan makan siang sudah menunggu untuk dilahap. Setelah itu perjalananpun berlanjut dan tibalah di Manggala Agni pukul 15.00 WIB yang terletak di Kelurahan Kauman. Untuk tetap menjaga stamina, sore hari latihan fisik tetap dilakukan di halaman Manggala Agni.

Makan malam di Country Resto N Cafe untuk memenuhi undangan dari senioren MAPALA UNTAN memberikan kebahagian bagi perut anggota tim. Tak hanya itu, rasa kekeluargaan antara senior dan junior yang jauh terpaut usia membaur dengan canda tawa memecah kecanggungan bagi sebagian tim yang baru pertama kali bertemu dengan seniornya. Acara kumpul bareng senior yang berlangsung selama 2 jam memberikan motivasi bagi Rajawali Muda untuk terus berkarya bersama alam. "Tunjukkan diri dengan tindakan untuk berkarya, bukan penampilan saja" pesan senior tersebut.

Tidak hanya menjaga stamina agar tetap prima, keterampilan mengayuh sepatu katak sambil simulasi pendataan terumbu karang tim Bahari (diving) MAPALA UNTAN di kolam renang Pawan Ria mengisi sore hari ketiga kegiatan (23/9). Sedangkan tim Hutan Gunung melakukan temu ramah ke Taruna Pencinta Alam (TAPALA) SMKN 02 Ketapang yang kemudian diajak bersama untuk ikut menyaksikan latihan tim Bahari (diving). Sore itu kegiatan diakhiri foto bersama TAPALA dan BKSDA Wilayah I Ketapang.

(24/9) Pelayaran dimulai. Imbas musim angin selatan masih terasa dari ombak dengan tinggi 1-1,5 meter yang dilewati kapal. Waktu tempuh yang diperkirakan 10 jam menjadikan pelayaran mengharuskan kami merencanakan bermalam di Pulau Papan (pulau tak berpenghuni). Kapal menjadi hunian sementara bagi 20 orang yang terdiri dari 9 orang MAPALA UNTAN dan 11 orang BKSDA Wilayah I Ketapang termasuklah Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Ketapang Bapak Junaidi, S. Hut, M. Si ikut serta bersama. Dimulai pukul 09.45 WIB setelah semua perlengkapan dan peralatan dimuat, doa bersama sebelum berangkat mengantar pelayaran. Setelah keluar dari Sungai Kinjil muara laut menyambut dengan ombak. Selama perjalanan hamparan laut menyuguhkan pemandangan yang luar biasa dari kebesaran Tuhan YME. Sesekali kapal yang ditumpangi tim beriringan dengan lumba-lumba yang bermain dengan ombak. Berpapasan dengan kapal nelayan sambil melambai-lambaikan tangan jadi hiburan untuk tim. Zona tanpa sinyal seluler untuk handphone mulai dimasuki, candaan menjadi hiburan utama yang mengasikkan.

5,25 jam pelayaran dilalui, pukul 15.00 WIB tibalah di Pulau Papan yang direncanakan. Jangkar diturunkan sekitar 50 meter dari pulau, tidak adanya dermaga membuat kapal tak dapat merapat menyambangi pulau karena dikhawatirkan jika air surut dapat membuat kapal karam. Saat itu tidak hanya kapal tim yang ada, terlihat dengan jarak 30 meter ada kapal nelayan yang sudah terlebih dahulu merapat di Pulau Papan. Setibanya di Pulau Papan tim bahari (diving) langsung memanjakan mata untuk melihat terumbu karang disekitar pulau. Pemandangan pulau yang belum terjamah tangan manusia menunjukkan kesucian vegetasi hutan pesisir disertai terumbu karangnya menyebabkan sebagian rekan tim bahari (diving) lupa akan daratan. Sambil nyelam, kipas kapal dicek untuk memastikan dalam keadaan baik. Tak lama terlihat kapal nelayan yang tadinya merapat di Pulau Papan bergerak menjauhi pulau untuk menghindari karam karena air mulai surut. Rasa persaudaraan yang tinggi membuat Pak Junaidi menghampiri untuk menanyakan umpan memancing, umpan pancing yang tak ada mengalihkan pertanyaan kehasil pancingan sehingga memicu kearah barter antara ikan dari nelayan ditukar gula dan kopi Pak Junaidi. Melestarikan budaya sebelum ada uang sukses dilakukan dengan barter. Ikan goreng menjadi menu makan malam di kapal yang sedang mengapung.

Esok hari (25/9) cahaya fajar dari ufuk timur mengiringi keberangkatan tim untuk melanjutkan perjalanan dari Pulau Papan menuju Pulau Karimata. Selama 5 jam  pelayaran tibalah di pulau impian Karimata. Desa Padang menjadi tujuan turunnya jangkar pukul 11.00 WIB. Pos Jaga BKSDA Wilayah I Ketapang siap digunakan untuk beristirahat.

Untuk menuju ke Pulau Karimata, transportasi air menjadi andalan diperjalanan Latihan Divisi Hutan Gunung dan Bahari MAPALA UNTAN kali ini. Walaupun dari Pontianak menuju Ketapang sudah ada transportasi udara, namun kapal motor kelotok masih menjadi favorit bagi tim dan sebagian besar masyarakat Kalimantan Barat dikarenakan perbandingan harga yang tinggi. Ketapang menuju Karimata menjadikan kapal sebagai satu-satunya pilihan untuk menginjakkan kaki di salah satu surga dunia Cagar Alam Laut Kepulauan Karimata.

Syarif Yulius Hadinata
MPA-U. 0910278/TB

0 comments:

Post a Comment