Kami memulai perjalanan pada siang hari, dengan keadaan cuaca yang cukup cerah dan tidak terlalu panas dikarenakan buan-bulan tersebut potensi musim hujan.Butuh waktu kurang lebih 3 jam dari kaki bukit untuk mencapai puncak tersebut. setelah sampai di camp goa kelelawar, kami menyempatkan diri untuk beristirahat sejenak, setelah itu melanjutkan perjalanan kembali menuju lokasi yang sering dikunjungi wisatawan umumnya yaitu “Batu Bediri” yang mana disekitarnya ditumbuhi berbagai jenis anggrek dan Nephentes sp, wajar saja wisatawan sering berkunjung kelokasi tersebut untuk melihat berbagai jenis anggrek sambil menikmati pemandangan di atas ketinggian 900 Mdpl.
Sedikit cerita tentang keadaan camp goa kelelawar tersebut, jika diperhatikan sepertinya tidak ada yang merawat camp tersebut entah titik permasalahannya dimana, pada intinya camp tersebut dibangun olehsalah satu masyarakat lokal sebagaimata pencaharian kebutuhan ekonominya. Artinya camp tersebut lama tidak dihuni sehingga kondisi saat ini camp tersebut hampir tidak layak dijadikan tempat penginapan atau sebagai tempat peristirahatansementara mengingat letak dan pembangunan camp tersebut tidak strategis, camp goa kelelawar itu dibangun diatas goa dengan keadaan batu yang miring dan dikhawatirkan dapat longsor jika cuaca ekstrim.
Setelah merasa cukup beristirahat, sambil menghemat waktu perjalanan kami segera bergegas menuju Batu Bediriyang berada kurang lebih setengah kilometer dari camp goa kelelawar. Diperjalanan kami banyak melihat keanekaragaman tegakan pohon dan tanaman perdu, dan tidak luput pemandangan disekitar arah batu bediri tumbuh tanaman Nephentes Sp. Perjalanan kami terasa singkat, lelahpun tidak kami rasakan karena terkikis oleh karunia Tuhan selama diperjalanan kami. Akhirnya kami tiba di Batu Bediri dimana kawasan ini ditumbuhi berbagai macam anggrek dan termasuklah tanaman langka NephentesSp. Tidak lama kemudian kami mencari tempat beristirahat dengan menghamparkan Dome(tenda), keadaan disana tidak datar, yang kami injak 100% bebatuan yang miring dan licin.
Setelah tenda dihamparkan kami diguyur hujan yang cukup deras sehigga memacu kami untuk bergerak lebih cepat, keadaan hujan yang deras ditambah suhu yang dingin diketinggian 900 Mdpl ini sedikit membuat kami kecewa, karena pada saat cuaca cerah pemandangan di sekitar batu bediri sangat indah, jika terjadi hujan pemandangan tersebut sulit didapatkan dikarenakan tertutup kabut yang mengelilingi kami. Untungnya tenda yang kami dirikan sudah siap ditempati dan kami bergegas masuk sambil membawa barang-barang kami kedalam tenda untuk diamankan sekaligus menghangatkan diri dari suhu yang cukup menusuk badan.Sebagian dari kami mempersiapkan makan malam, sebagian dari kami mencoba membuat api dengan berbagai cara agar terhindar darihipotermia yang dikhawatirkan menyerang kami. Hampir 5 jam hujan tidak menunjukkan tanda-tanda reda akhirnya kami lebih memilih di dalam tenda saja sambil menikmati makanan hangat yang sudah disediakan sambil bergurau.
Hujan menunjukkan tanda reda hampir tengah malam, sedikit kecewa karena banyak pemandangan yang tidak dapat kami lihat.Tidak banyakaktivitas yang kami lakukan karena cuaca tidak mendukung, hanya obrolan candaan yang mengikis rasa kecewa kami. Tak terasa obrolan yang asik membuat kami mengabaikan waktu hingga subuh tiba, sebagian dari kami beristirahat di tenda namun keadaan buruknya kami harus tidur di dalam tenda yang banjir dikarenakan tenda yang bocor. Tanpa pikir panjang dengan keadaan lelah ada yang memilih tidur dalam keadaan lantai tenda yang basah.
Pagi hari yang terasa damai dibaluti embun dingin membuat kami ingin cepat-cepat mengakhiri istirahat kami untuk menikmati panorama alam yaitu sunrise. Ternyata harapan kami di lunasi dengan pemandangan indah, kami melihat gempulan ambun menyelimuti hamparan hutan di dataran bawah kelam. Di hadapan tenda kami disuguhi pemandangan Bukit Luit dan Bukit Rentap yang dikelilingi embun. Indah pemandangan yang kami lihat membuat kami tidak ingin pulang menuruni Bukit Kelam dan akhirnya kami memilih siang hari untuk menuruni Bukit Kelam setelah makan siang.
Panas di siang hari menunjukkan kami harus segera menuruni kawasan taman wisata tersebut walaupun cuaca yang panas menyengat tetapi rutinitas pendaki umumnya senang turun di siang hari, dikarenakan di tengah perjalanan kita dapat melihat awan yang terasa dekat dengan keberadaan kita di bukit tersebut. Akhirnya kami tiba di kaki bukit saat sore hari, perjalanan kami tempuh dengan santai sebab itu kami tiba di sore hari. Setelah beristirahat sebentar di warung yang berada di sekitar kaki bukit kamipun bergegas menuju rumah. Disisi lain selama pendakian dan penurunan kami mendapat pemandangan yang indah di Bukit Kelam ternyata masih asri dan keberadaan flora fauna masih rapat keberadaannya. Tetap lestari Bukit Kelam Sintang..
By : Sang Alang
0 comments:
Post a Comment