Potret Pendidikan Bangsaku di Awan

Di mana Indonesia Raya??
Layaknya cerita dongeng, kami bisa dekat sekali dengan awan, itulah Tamong, desa kecil di kaki gunung yang di kelilingi, bukit, lembah dan hutan. Desa ini hanya memiliki satu sekolah dasar dan merupakan satu-satunya sarana pendidikan dengan lingkungan yang cukup memprihatinkan. Sekolah yang hanya memiliki 6 tenaga pengajar yang terdiri dari 4 Pegawai Negeri Sipil dan 2 Guru Honorer ini berdiri tahun 1982, dengan jumlah peserta didik sekarang 154 murid. Menurut Kepala Sekolah Dasar Negeri Nomor 3 Tamong, Bapak Lisno, S. Pd. Sd, masyarakat desa Tamong dan sekitarnya  mengenal pendidikan pada tahun 1960 dan pada saat itu untuk mengenyam pendidikan, mereka harus bersekolah di desa Sebujit dan Siding.

Lebih memiriskan lagi, murid sekolah dasar di desa kecil ini pertama kali mengumandangkan lagu Indonesia Raya pada tahun 2008, 53 Tahun setelah Kemerdekaan Indonesia. Dan anak-anak harus mengelilingi bukit kecil untuk tiba di sekolah setiap harinya dengan kurang lebih setengah jam berjalan kaki. Untuk menapaki pendidikan yang lebih tinggi anak-anak di desa ini harus rela diadopsi warga yang tinggal di desa yang sedikit lebih luas untuk masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan di Kecamatan Seluas untuk masuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebagian anak-anak yang berpendidikan SMP saat ini harus tinggal di asrama seadanya di Desa Bumbung yang berjarak kurang lebih 3 jam berjalan kaki melewati banyak bukit-bukit dan gunung.

Hanya beberapa murid yang menggunakan sepatu, seragam seadanya. Bahkan tanpa tas, seragam dan sepatu bagi sebagian besar murid adalah hal yang normal. Dikala mereka butuh uang untuk keperluan membeli buku dan alat-alat sekolah, ada anak yang harus putus sekolah untuk sementara waktu, pergi bekerja ke Negara tetangga untuk mendapatkan uang dan kembali lagi untuk melanjutkan sekolah. Walaupun uluran tangan pemerintah lumayan membantu dalam membangun beberapa  ruang kelas yang mulai rusak dan fasilitas belajar lainnya, namun tetap perlu menjadi sorotan kita.
Ternyata Kalimantan Barat juga memiliki Laskar Pelangi yang cukup banyak disuatu titik koordinat dengan ketinggian 444 mdpl di kaki gunung Bengkarung, gunung sederhana, yang menjadi saksi bisu untuk hiruk piruk kehidupan warga Tamong sebagai petani, pencari dammar dan peternak.
Mampukah sebagian kecil dari bagian kecil anak bangsa di desa kecil ini berjuang menggapai cita-citanya? Atau menjadi penerus nenek moyang mereka sebagai petani dan peternak untuk bertahan hidup?



Fungi Expedition MAPALA UNTAN
Desa Tamong, Siding, Kabupaten Bengkayang
Kalimantan Barat, 23 September 2011
MPA-U.1120286/KS

0 comments:

Post a Comment